Jumat

KERUDUNG CACUMUT... cantik,imut,lucu..

yang ini harga mulai RP 15.000,00
CANTIK,LUCU,DAN IMUT untuk si cantik anda...
















PEMESANAN
HUB 085220174725
SILMI ILMA HASANAH

KERUDUNG ANAK CANTIK,LUCU DAN IMUT...


KERUDUNG ANAK IMUT DAN LUCU...
HARGA MULAI RP 30.000,00
berbagai ukuran,warna dan motif
pemesanan lebih dari 10 pcs DI DISKON!
hub. silmi ilma hasanah 085220174725

Rabu

Karena ada air mata untuk menangis

"Hidup ini terlalu berharga untuk ditangisi..." kata seorang teman.
"Tapi kita butuh menangis untuk hidup..."ujarku lagi.

Menangislah,,,
karena menangis tak selalu identik dengan kelemahan. Justru akan mempertebal kekuatan hati kita. 
Karena menangis tak selalu milik wanita. Menangis bukan untuk kerendahan hati, tapi karena kita terlalu lemah sebagai manusia yang perlu pertolongan kepada Allah...
karena dalam menangis banyak rahasia yang terungkap lebih dari sekedar luapan perasaan.
 Akan lebih tenang, kembali optimis menata hari, hati yang sakit terobati...
lebih akan mengangkat bahu dan tersenyum, daripada melempar piring...
jika tangisan bisa melemahkan seseorang, tangisanpun bisa menguatkan ketegaran seseorang dalam berjuang.
Tangisan dalam ujung kepasrahan seseorang, bisa mengembalikannya kepada fitrah-Nya...
Untuk meminta pertolongan...

Menangislah,,,, 
tapi janganlah menangis untuk mempertanyakan keadilan Allah atas hidup kita...Allah punya rahasia lain yang kan dibuatkan unuk kita...
tapi jangan menangis karena telah menjadikan Allah tersangka atas kisah cinta kita...
percayalah.. semua akan berakhir happy ending, asal kita bersedia atas perintahNya..


best regards, rhei..

Minggu

Tips untuk anak yang cengeng

MENGAPA ANAK CENGENG?
Anak cengeng memang mengesalkan dan terkesan manja. mengapa bisa seperti itu?
salah asuh orang tua juga bisa memicu ke-cengeng-an anak. salah memberi perhatian,memotivasi, berkomentar dan bertindak bisa menyebabkan anak menjadi cengeng.
Maka sebagai antisipasi agar tidak cengeng orang tua perlu:

1. Penuhi Rasa Aman Anak
Perasaan aman, termasuk salah satu kebutuhan manusia yang utama. Bila orang merasa tidak aman berarti ia ketakukan akan sesuatu. Begitu pula anak. Ia merasa tidak aman bila tak ada orang tua atau orang-orang yang dikenalnya disampingnya. maka untuk memenuhi rasa amannya, beritahukan siapa-siapa yang sekarang berada di dekatnya,bila tidak kenal,perkenalkan dan yakinkan bahwa disitu tidak ada yang perlu ditakutkan. bila kita akan meninggalkannya, izinlah dahulu dan yakinkan bahwa anda akan kembali lagi untuknya.
2. Ibu Terlalu Melindungi
Orang tua yang permissif,terlalu melindungi, terlalu mengkhawatirkan keadaan anaknya, dan selalu menolong  hal sekecil apapun membuat anak rapuh, tidak mandiri dan mengharap pertolongan orang lain meskipun hal itu bisa ia lakukan sendiri.
3. Dengan Cengeng Menjadi Senjata Ampuhnya
Bila anak terbiasa meminta sesuatu dengan menangis dan orangtua mengabulkannya, membuat ia semakin meminta apapun dengan cengeng. maka sebenarnya orangtua tidak perlu memberinya bila memang itu tidak penting. biarkan saja menangis dan jangan di beri. lama-lama ia akan mengerti,sekeras apapun tangisnya, tidak membuat keinginannya terpenuhi.
4.  Latih Anak Menguatkan Mentalnya
ketika anak menghadapi situasi menegangkan, latih ia untuk menguasai diri. saat mulai menangis, tenangkan hati nya dengan sabar. "sabar sayang, kita cari sama-sama bonekamu yang hilang. kalau nyarinya sambil nangis, g akan ketemu."
5. Pujilah bila sekali-sekali ia tidak cengeng
Jangan pusatkan perhatian pada kesalahannya. Diamkan bila ia mulai menangis, dan pujilah bila ia tidak menangis dan sentuhlah dengan kasih sayang.

Sabtu

Menulis...lah!

Menulis. Mungkin bagi sebagian orang untuk apa? buat saya adalah untuk sebuah aktualisasi dan kualitas diri,
mengukur seberapa bermanfaatnya kita bagi orang lain.
menulis. ya, tulis apa saja. apa saja yang ada di kepalamu.
Tentang cerita dari seorang teman, apakah kehidupannya begitu bahagia atau tragis. Kisah cintanya Mungkin! 
atau sekedar secuil dari kegiatan sehari-harimu...
yang penting tuliskan saja apa yang ada di sekitarmu...
menulis itu mudah...jika kau punya keinginan yang kuat untuk menulis...
jika kau masih sulit tuk menulis,tulis saja tentang perasaanmu...
sedih, senang, bahagia, atau hancur sekalipun....
dunia menunggu tulisan kita yang berbobot...
tapi tak usah dulu pikirkan tentang dunia...
yang penting kita bisa menulis..
Menulis sebenarnya mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Agak berlebihan mungkin, tapi setidaknya menulis memang tidak sulit, karenanya anak SD bahkan TKpun dapat melakukanya. Menulis sejatinya tidak jauh berbeda dengan mengobrol atau berdiskusi.

Atas Nama Cinta

dua kebahagiaan ku...

puisi poligami


Istriku...
jika engkau bumi, akulah mentari
aku menyinari kamu, kamu mengharapkan aku
Ingatlah bahtera yang kita kayuh...
mentari menyinari bumi, ah silau...

tapi, aku ingat satu hal,
bahwa bukan hanya bumi yang disinari mentari.
jadi relakanlah aku menyinari planet lain menebar
sinarku, menyampaikan faedah adanya aku.
Karena itu sudah kodrati

jawabannya :
Suamiku......
Bila Kau memang mentari
Aku rela kau berikan sinarmu tuk planet lain Karena
mereka juga butuh sinarmu.
Dan aku pun tak kan pernah kekurangan cahayamu
Tapi bila kau hanya sebuah lilin
Janganlah bermimpi menyinari planet lain
Kamar kitapun belum sanggup kau terangi
Berkacalah pada cermin disudut sana
Di tengah remang-remang cahayamu
Lihatlah siapa dirimu, mentari atau lilin ???

IBU YANG MENYAYANGI ANAKNYA



Terinspirasi dari cerita seorang teman yang memiliki anak berumur 2 tahun. Katanya anaknya suka takut ditinggal. Mau kemana-mana harus ikut.mau ke kamar mandi juga ikut. Jadi kalo mau pergi sendiri harus sembunyi-sembunyi. Itu sering terjadi, dan ketika anak menyadari ibunya sudah pergi, ia menangis keras-keras.
Saya mendengarnya jadi prihatin dan kasihan pada anak itu. Lalu saya mencari sebabnya kenapa. Ternyata masalah yang timbul dari ibunya sendiri. Ibunya sering pergi tidak pamit kepada anaknya, sembunyi-sembunyi, pergi sebentar padahal lama. Jadi anak tidak menumbuhkan rasa kepercayaan pada ibunya, tidak aman karena di tinggal ibunya. Besar kelak ia menjadi anak yang cuek dan tidak mudah mengerti perasaan orang lain.
Dan catatan bagi para ibu yang bekerja diluar rumah, serta meninggalkan anak dalam waktu lama (mis.seharian) upayakanlah tips-tips berikut untuk membantu perkembangan psikologinya:
1.       Tumbuhkanlah kepercayaan anak sejak lahir, dengan cara cepat menangani jika ada apa-apa,atau jika menangis segera ditanggapi.
2.       Selalu katakan bahwa anda ada disisinya dan menjaganya.
3.       Selalu pamit jika akan meninggalkannya, sekalipun itu ke kamar kecil atau hendak mengambil sesuatu.
4.       Jangan nomor duakan anak dengan pekerjaan. Jikapun terpaksa bekerja, utamakanlah kedekatan dan komunikasi dengan anak.
5.       Jangan tunjukkan kecemasan atau kekhawatiran kita akan sesuatu. Karena bila itu dilakukan anak  akan jadi penakut dan pencemas. Terutama bila anak melakukan hal-hal yang membahayakan. Tapi bicaralah baik-baik dan alihkan dengan kegiatan yang menggembirakannya.
6.       Perbanyak intensitas bertemu dan berkomunikasi dengan anak. Agar nantinya anak mau berbicara pada kita bila ada sesuatu
7.       Semarah apaun kita pada anak bila ada sesuatu,berusahalah agar emosi terkendali sehingga tidak berlaku kasar dan amarah yang tidak terkendali.
8.       Perintah bersikap lembut juga berlaku bagi orang tua yang menginginkan anaknya patuh dan menghormatinya.
9.       Hargai apapun yang dilakukan anak. Beri motivasi bila benar dan arahkan bila salah, tanpa harus mengguruinya.
10.   Sesibuk apapun kita sebagai orang tua,aturlah intensitas kedekatan dan komunikasi sebanyak mungkin. Karena sebanyak apapun kita memiliki harta dunia, tidak bisa menggantikan bila anak merasa kurang akan kasih sayang kita.
Terima kasih… semoga bermanfaat..
















Rabu

Ayah Hebat


Menjadi seorang ayah bukanlah hal mudah, terkadang ada hal-hal yang harus selalu kita jaga. baik itu wibawa, keakraban, kasih sayang hingga hal remeh temeh yang mungkin tak pernah kita fikirkan akan membawa efek yang luar biasa untuk anak-anak kita.
kita adalah cerminan dan idola pertama bagi mereka. maka mungkin hal di bawah in akan membantu kita menjadi AYAH HEBAT. 

 1. HORMATILAH IBU ANAK-ANAK ANDA.
Salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan Ayah bagi anak-anaknya adalah menghormati Ibu mereka.
Kalau Anda menikah, jagalah pernikahan Anda agar tetap kuat dan penuh vitalitas.

2. LEWATKANLAH WAKTU BERSAMA ANAK-ANAK ANDA.
Bagaimana seorang Ayah melewatkan waktunya mengatakan apa yang penting baginya. Kalau Anda tampaknya selalu terlalu sibuk untuk anak-anak Anda, mereka akan merasa ditelantarkan, apapun yang Anda katakan.

3. UPAYAKANLAH HAK UNTUK DIDENGARKAN.
Terlalu sering satu-satunya saat sang Ayah bicara kepada anak-anaknya adalah ketika mereka melakukan suatu kesalahan. Mulailah bicara kepada anak-anak ketika mereka masih kecil, sehingga topik-topik sulit akan lebih mudah ditangani ketika mereka semakin besar. Luangkanlah waktu dan dengarkanlah ide-ide serta persoalan-persoalan mereka.

4. DISIPLINKANLAH DENGAN KASIH.
Semua anak butuh bimbingan dan pendisiplinan, bukan sebagai hukuman, melainkan untuk menetapkan batasan-batasan yang masuk akal. Ingatkanlah anak-anak Anda akan ganjaran perbuatan mereka dan berikanlah imbalan yang berarti atas perilaku yang diinginkan.

5. MODEL PERAN.
Para Ayah adalah model peran bagi anak-anaknya, entah mereka menyadarinya atau tidak. Seorang anak perempuan yang melewatkan waktu dengan Ayahnya yang penuh kasih tumbuh dengan pengetahuan bahwa ia pantas diperlakukan dengan hormat oleh anak-anak lelaki, dan apa yang harus dicarinya dalam diri seorang suami. Para Ayah dapat mengajari putera-puteranya apa yang penting dalam kehidupan ini dengan mendemonstrasikan kejujuran, kerendahan hati, dan tanggung jawab.

6. JADILAH GURU.
Terlalu banyak Ayah yang menganggap bahwa mengajar adalah urusan orang lain. Namun seorang Ayah yang mengajari anak-anaknya tentang yang benar dan yang salah serta mendorong mereka untuk melakukan yang terbaik akan melihat anak-anaknya mengambil pilihan yang baik.

7. MAKANLAH BERSAMA-SAMA KELUARGA.
Makan bersama-sama (sarapan, makan siang, atau makan malam) bisa menjadi bagian penting dari kehidupan keluarga yang sehat. Selain memberikan struktur pada hari yang sibuk, ini juga memberi anak-anak peluang untuk membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan dan apa yang ingin mereka kerjakan.

8. BACAKANLAH CERITA BAGI ANAK-ANAK ANDA.
Mulailah membacakan cerita bagi anak-anak semenjak mereka masih kecil.
Setelah mereka lebih besar, doronglah mereka untuk membaca sendiri.
Menanamkan kecintaan untuk membaca adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan anak-anak Anda mengalami pertumbuhan pribadi maupun karir seumur hidup.

9. PERLIHATKANLAH KASIH SAYANG ANDA.
Anak-anak butuh ketenteraman yang berasal dari mengetahui bahwa mereka diinginkan, mereka diterima, dan dikasihi oleh keluarga. Orangtua, terutama para Ayah, perlu membiasakan diri merangkul anak-anaknya.
Memperlihatkan kasih sayang setiap harinya adalah cara terbaik untuk memberitahu mereka bahwa Anda sayang kepada mereka.

10. SADARLAH BAHWA TUGAS SEBAGAI AYAH TIDAK PERNAH SELESAI.
Bahkan setelah anak-anak besar dan siap meninggalkan rumahpun, mereka akan tetap mencari hikmat serta nasihat dari Ayahnya. Entah soal meneruskan pendidikan, pekerjaan baru, atau pernikahan, para Ayah terus memainkan peran penting dalam kehidupan anak-anak mereka sementara mereka bertumbuh dan, mungkin, menikah dan membangun keluarga sendiri.!!!! ^_^

Jumat

Kisah untuk Afnanku...


dikisahkan olehUmmu Mariah Iman Zuhair
Aku akan meriwayatkan kepada anda kisah yang sangat berkesan ini, seakan-akan anda mendengarnya langsung dari lisan ibunya.
Berkatalah ibu gadis kecil tersebut:
Saat aku mengandung putriku, Afnan, ayahku melihat sebuah mimpi di dalam tidurnya. Ia melihat banyak burung pipit yang terbang di angkasa. Di antara burung-burung tersebut terdapat seekor merpati putih yang sangat cantik, terbang jauh meninggi ke langit. Maka aku bertanya kepada ayah tentang tafsir dari mimpi tersebut. Maka ia mengabarkan kepadaku bahwa burung-burung pipit tersebut adalah anak-anakku, dan sesungguhnya aku akan melahirkan seorang gadis yang bertakwa. Ia tidak menyempurnakan tafsirnya, sementara akupun tidak meminta tafsir tentang takwil mimpi tersebut.
Setelah itu aku melahirkan putriku, Afnan. Ternyata dia benar-benar seorang gadis yang bertakwa. Aku melihatnya sebagai seorang wanita yang shalihah sejak kecil. Dia tidak pernah mau mengenakan celana, tidak juga mengenakan pakaian pendek, dia akan menolak dengan keras, padahal dia masih kecil. Jika aku mengenakan rok pendek padanya, maka ia mengenakan celana panjang di balik rok tersebut.

Afnan senantiasa menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Setelah dia menduduki kelas 4 SD, dia semakin menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Dia menolak pergi ke tempat-tempat permainan, atau ke pesta-pesta walimah. Dia adalah seorang gadis yang perpegang teguh dengan agamanya, sangat cemburu di atasnya, menjaga shalat-shalatnya, dan sunnah-sunnahnya. Tatkala dia sampai SMP mulailah dia berdakwah kepada agama Allah. Dia tidak pernah melihat sebuah kemungkaran kecuali dia mengingkarinya, dan memerintah kepada yang ma’ruf, dan senantiasa menjaga hijabnya.
Permulaan dakwahnya kepada agama Allah adalah permulaan masuk Islamnya pembantu kami yang berkebangsaan Srilangka.
Ibu Afnan melanjutkan ceritanya:
Tatkala aku mengandung putraku, Abdullah, aku terpaksa mempekerjakan seorang pembantu untuk merawatnya saat kepergianku, karena aku adalah seorang karyawan. Ia beragama Nasrani. Setelah Afnan mengetahui bahwa pembantu tersebut tidak muslimah, dia marah dan mendatangiku seraya berkata: “Wahai ummi, bagaimana dia akan menyentuh pakaian-pakaian kita, mencuci piring-piring kita, dan merawat adikku, sementara dia adalah wanita kafir?! Aku siap meninggalkan sekolah, dan melayani kalian selama 24 jam, dan jangan menjadikan wanita kafir sebagai pembantu kita!!”
Aku tidak memperdulikannya, karena memang kebutuhanku terhadap pembantu tersebut amat mendesak. Hanya dua bulan setelah itu, pembantu tersebut mendatangiku dengan penuh kegembiraan seraya berkata: “Mama, aku sekarang menjadi seorang muslimah, karena jasa Afnan yang terus mendakwahiku. Dia telah mengajarkan kepadaku tentang Islam.” Maka akupun sangat bergembira mendengar kabar baik ini.
Saat Afnan duduk di kelas 3 SMP, pamannya memintanya hadir dalam pesta pernikahannya. Dia memaksa Afnan untuk hadir, jika tidak maka dia tidak akan ridha kepadanya sepanjang hidupnya. Akhirnya Afnan menyetujui permintaannya setelah ia mendesak dengan sangat, dan juga karena Afnan sangat mencintai pamannya tersebut.
Afnan bersiap untuk mendatangi pernikahan itu. Dia mengenakan sebuah gaun yang menutupi seluruh tubuhnya. Dia adalah seorang gadis yang sangat cantik. Setiap orang yang melihatnya akan terkagum-kagum dengan kecantikannya. Semua orang kagum dan bertanya-tanya, siapa gadis ini? Mengapa engkau menyembunyikannya dari kami selama ini?
Setelah menghadiri pernikahan pamannya, Afnan terserang kanker tanpa kami ketahui. Dia merasakan sakit yang teramat sakit pada kakinya. Dia menyembunyikan rasa sakit tersebut dan berkata: “Sakit ringan di kakiku.” Sebulan setelah itu dia menjadi pincang, saat kami bertanya kepadanya, dia menjawab: “Sakit ringan, akan segera hilang insya Allah.” Setelah itu dia tidak mampu lagi berjalan. Kamipun membawanya ke rumah sakit.
Selesailah pemeriksaan dan diagnosa yang sudah semestinya. Di dalam salah satu ruangan di rumah sakit tersebut, sang dokter berkebangsaan Turki mengumpulkanku, ayahnya, dan pamannya. Hadir pula pada saat itu seorang penerjemah, dan seorang perawat yang bukan muslim. Sementara Afnan berbaring di atas ranjang.
Dokter mengabarkan kepada kami bahwa Afnan terserang kanker di kakinya, dan dia akan memberikan 3 suntikan kimiawi yang akan merontokkan seluruh rambut dan alisnya. Akupun terkejut dengan kabar ini. Kami duduk menangis. Adapun Afnan, saat dia mengetahui kabar tersebut dia sangat bergembira dan berkata: “Alhamdulillah… alhamdulillah… alhamdulillah.” Akupun mendekatkan dia di dadaku sementara aku dalam keadaan menangis. Dia berkata: “Wahai ummi, alhamdulillah, musibah ini hanya menimpaku, bukan menimpa agamaku.”
Diapun bertahmid memuji Allah dengan suara keras, sementara semua orang melihat kepadanya dengan tercengang!!
Aku merasa diriku kecil, sementara aku melihat gadis kecilku ini dengan kekuatan imannya dan aku dengan kelemahan imanku. Setiap orang yang bersama kami sangat terkesan dengan kejadian ini dan kekuatan imannya. Adapun penerjamah dan para perawat, merekapun menyatakan keislamannya!!
Berikutnya adalah perjalanan dia untuk berobat dan berdakwah kepada Allah.
Sebelum Afnan memulai pengobatan dengan bahan-bahan kimia, pamannya meminta akan menghadirkan gunting untuk memotong rambutnya sebelum rontok karena pengobatan. Diapun menolak dengan keras. Aku mencoba untuk memberinya pengertian agar memenuhi keinginan pamannya, akan tetapi dia menolak dan bersikukuh seraya berkata: “Aku tidak ingin terhalangi dari pahala bergugurannya setiap helai rambut dari kepalaku.”
Kami (aku, suamiku dan Afnan) pergi untuk yang pertama kalinya ke Amerika dengan pesawat terbang. Saat kami sampai di sana, kami disambut oleh seorang dokter wanita Amerika yang sebelumnya pernah bekerja di Saudi selama 15 tahun. Dia bisa berbicara bahasa Arab. Saat Afnan melihatnya, dia bertanya kepadanya: “Apakah engkau seorang muslimah?” Dia menjawab: “Tidak.”
Afnanpun meminta kepadanya untuk mau pergi bersamanya menuju ke sebuah kamar yang kosong. Dokter wanita itupun membawanya ke salah satu ruangan. Setelah itu dokter wanita itu kemudian mendatangiku sementara kedua matanya telah terpenuhi linangan air mata. Dia mengatakan bahwa sesungguhnya sejak 15 tahun dia di Saudi, tidak pernah seorangpun mengajaknya kepada Islam. Dan di sini datang seorang gadis kecil yang mendakwahinya. Akhirnya dia masuk Islam melalui tangannya.
Di Amerika, mereka mengabarkan bahwa tidak ada obat baginya kecuali mengamputasi kakinya, karena dikhawatirkan kanker tersebut akan menyebar sampai ke paru-paru dan akan mematikannya. Akan tetapi Afnan sama sekali tidak takut terhadap amputasi, yang dia khawatirkan adalah perasaan kedua orang tuanya.
Pada suatu hari Afnan berbicara dengan salah satu temanku melalui Messenger. Afnan bertanya kepadanya: “Bagaimana menurut pendapatmu, apakah aku akan menyetujui mereka untuk mengamputasi kakiku?” Maka dia mencoba untuk menenangkannya, dan bahwa mungkin bagi mereka untuk memasang kaki palsu sebagai gantinya.
Maka Afnan menjawab dengan satu kalimat: “Aku tidak memperdulikan kakiku, yang aku inginkan adalah mereka meletakkanku di dalam kuburku sementara aku dalam keadaan sempurna.” Temanku tersebut berkata: “Sesungguhnya setelah jawaban Afnan, aku merasa kecil di hadapan Afnan. Aku tidak memahami sesuatupun, seluruh pikiranku saat itu tertuju kepada bagaimana dia nanti akan hidup, sedangkan fikirannya lebih tinggi dari itu, yaitu bagaimana nanti dia akan mati.”
Kamipun kembali ke Saudi setelah kami amputasi kaki Afnan, dan tiba-tiba kanker telah menyerang paru-paru!!
Keadaannya sungguh membuat putus asa, karena mereka meletakkannya di atas ranjang, dan di sisinya terdapat sebuah tombol. Hanya dengan menekan tombol tersebut maka dia akan tersuntik dengan jarum bius dan jarum infus.
Di rumah sakit tidak terdengar suara adzan, dan keadaannya seperti orang yang koma. Tetapi hanya dengan masuknya waktu shalat dia terbangun dari komanya, kemudian meminta air, kemudian wudhu’ dan shalat, tanpa ada seorangpun yang membangunkannya!!
Di hari-hari terakhir Afnan, para dokter mengabari kami bahwa tidak ada gunanya lagi ia di rumah sakit. Sehari atau dua hari lagi dia akan meninggal. Maka memungkinkan bagi kami untuk membawanya ke rumah. Aku ingin dia menghabiskan hari-hari terakhirnya di rumah ibuku.
Di rumah, dia tidur di sebuah kamar kecil. Aku duduk di sisinya dan berbicara dengannya.
Pada suatu hari, istri pamannya datang menjenguk. Aku katakan bahwa dia berada di dalam kamar sedang tidur. Ketika dia masuk ke dalam kamar, dia terkejut kemudian menutup pintu. Akupun terkejut dan khawatir terjadi sesuatu pada Afnan. Maka aku bertanya kepadanya, tetapi dia tidak menjawab. Maka aku tidak mampu lagi menguasai diri, akupun pergi kepadanya. Saat aku membuka kamar, apa yang kulihat membuatku tercengang.
Saat itu lampu dalam keadaan dimatikan, sementara wajah Afnan memancarkan cahaya di tengah kegelapan malam. Dia melihat kepadaku kemudian tersenyum. Dia berkata: “Ummi, kemarilah, aku mau menceritakan sebuah mimpi yang telah kulihat.” Kukatakan: “(Mimpi) yang baik Insya Allah.” Dia berkata: “Aku melihat diriku sebagai pengantin di hari pernikahanku, aku mengenakan gaun berwarna putih yang lebar. Engkau, dan keluargaku, kalian semua berada disekelilingku. Semuanya berbahagia dengan pernikahanku, kecuali engkau ummi.”
Akupun bertanya kepadanya: “Bagaimana menurutmu tentang tafsir mimpimu tersebut.” Dia menjawab: “Aku menyangka, bahwasannya aku akan meninggal, dan mereka semua akan melupakanku, dan hidup dalam kehidupan mereka dalam keadaan berbahagia kecuali engkau ummi. Engkau terus mengingatku, dan bersedih atas perpisahanku.” Benarlah apa yang dikatakan Afnan. Aku sekarang ini, saat aku menceritakan kisah ini, aku menahan sesuatu yang membakar dari dalam diriku, setiap kali aku mengingatnya, akupun bersedih atasnya.
Pada suatu hari, aku duduk dekat dengan Afnan, aku, dan ibuku. Saat itu Afnan berbaring di atas ranjangnya kemudian dia terbangun. Dia berkata: “Ummi, mendekatlah kepadaku, aku ingin menciummu.” Maka diapun menciumku. Kemudian dia berkata: “Aku ingin mencium pipimu yang kedua.” Akupun mendekat kepadanya, dan dia menciumku, kemudian kembali berbaring di atas ranjangnya. Ibuku berkata kepadanya: “Afnan, ucapkanlah la ilaaha illallah.”
Maka dia berkata: “Asyhadu alla ilaaha illallah.”
Kemudian dia menghadapkan wajah ke arah qiblat dan berkata: “Asyhadu allaa ilaaha illallaah.” Dia mengucapkannya sebanyak 10 kali. Kemudian dia berkata: “Asyhadu allaa ilaaha illallahu wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah.” Dan keluarlah rohnya.
Maka kamar tempat dia meninggal di dalamnya dipenuhi oleh aroma minyak kasturi selama 4 hari. Aku tidak mampu untuk tabah, keluargaku takut akan terjadi sesuatu terhadap diriku. Maka merekapun meminyaki kamar tersebut dengan aroma lain sehingga aku tidak bisa lagi mencium aroma Afnan. Dan tidak ada yang aku katakan kecuali alhamdulillahi rabbil ‘aalamin. (AR)*
sumber :majalah qiblati edisi 4 tahun 3